YUEMKAEM– Kampung UMKM yang terletak di Rejoso Kota Batu, tepatnya di Jl. Trunojoyo, Rejoso, Junrejo, Kec. Junrejo, Kota Batu, Jawa Timur. Kampung ini menjadi salah satu contoh keberhasilan dari pemberdayaan ekonomi lokal melalui pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kampung Rejoso memiliki lingkungan yang masih asri dan subur, kampung Rejoso berhasil memanfaatkan potensi warga lokal yang ada untuk membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang tinggal di kampung ini.
Dalam sejarahnya kampung Rejoso ini awalnya hanya dikenal sebagai kawasan pada umumnya sebuah perkampungan seperti hal nya daerah lain yang hanya menghasilkan di bidang pertanian, peternakan dan beberapa kerajinan tangan yang diproses sec ara tradisional yang menghasilkan sebuah produk kerajinan. Se-iring perkembangan zaman, kampung Rejoso mulai dikenal oleh orang-orang dari luar kota maupun luar negeri, kampung Rejoso sendiri memiliki ciri khas yang sangat autentik di banding kampung-kampung lain karena kampung Rejoso sekarang dikenal sebagai kampung ekonomi kreatif.
Mayoritas penduduk kampung ini berperan menjadi pelaku ekonomi kreatif atau UMKM. Bidang usaha yang masyarakat lokal tekuni adalah kerajinan ukir, alat dapur dan makanan ringan yang mampu diterima pasar lokal bahkan tembus pasar hingga Eropa. Walaupun hanya mendapatkan sedikit dukungan dari pemerintah daerah, masyarakat kampung Rejoso tetap optimis dan mulai berkembang secara mandiri dengan saling merangkul satu sama lain hingga sampai di titik sekarang ini, seperti menjadikan kampung Rejoso sebagai pusat kegiatan ekonomi berbasis UMKM.
“Jaman dulu mungkin karena gak ada sosial media ya, jaman dulu mungkin dari mulut ke mulut kaya ndek sana lho ada kampung bisa bikin gini, akhirnya bisa dikenal sama orang, jadi beda sama kampung yang memang di sulap secara dadakan menjadi kampung tematik.” Ujar Winarko sebagai salah satu pelaku UMKM yang ada di kampung Rejoso
Kampung Rejoso memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan perekonomian lokal. Dengan adanya puluhan UMKM yang tercatat oleh pemerintah, seharusnya kampung ini bisa mendapat perhatian lebih dari pemerintah lokal, namun angan-angan hanya sekedar impian yang harus di telan mentah-mentah oleh warga sekitar. Pemerintah kota hanya datang dan mengumpulkan data sebagai catatan tanpa unsur bantuan lebih dalam perkembangan kampung ini.
“Dinas kota hanya datang kesini untuk sekedar mendata dan foto-foto, oh ini pelaku UMKM ketika nanti ada dana dari pusat cair atau apa ya kita gak tau ya karena gak banyak di jadi gak mau suudzon atau apa karena gak banyak di rasakan ya, namanya pembinaan kan harus ada perhatian terus ya, ya mek sekedar di ambil fotonya terus di data aja.” ungkap Winarko
Sangat di sayangkan sekali, padahal jika para pelaku UMKM mendapatkan sedikit pelatihan dan pendidikan tentang keterampilan dan manajemen usaha, masyarakat kampung ini pasti bisa berkembang dengan sangat mudah. Kemungkinan dengan adanya pemberian akses modal dan sedikit investasi sangat berarti sekali bagi para pengusaha kecil. Namun, karena warga memiliki tingkat rasa persaudaraan yang tinggi, melalui kerja sama dengan perbankan dan lembaga keuangan mikro, kampung Rejoso berhasil menyediakan berbagai skema pembiayaan yang terjangkau bagi para pelaku UMKM.
Di Kampung Rejoso, terdapat berbagai jenis UMKM yang berkembang dengan pesat, yang mencerminkan keragaman potensi lokal. Beberapa jenis UMKM yang dominan adalah:
1. UMKM Pertanian, perkebunan, dan peternakan : Walaupun sekarang kampung Rejoso dikenal sebagai kampung yang banyak menghasilkan kerajinan tangan, namun kampung Rejoso tetap mempertahankan sektor pertanian sebagai basis ekonomi mereka.
2. UMKM Pengolahan Makanan: Banyak usaha kecil di kampung ini yang bergerak di bidang pengolahan makanan. Produk-produk yang mereka jual seperti keripik buah, selai, dan minuman sari buah diproduksi dengan kualitas yang memenuhi standar, dan akhirnya mampu bersaing di pasar yang lebih luas.
3. UMKM Kerajinan Tangan: Selain produk makanan, kerajinan tangan juga menjadi sektor yang menjanjikan untuk di jual. Produk-produk kerajinan dari bahan-bahan lokal seperti bambu, kayu, anyaman dan ukiran mendukung kampung ini sebagai destinasi wisata belanja yang cukup unik.
Meskipun Kampung UMKM Rejoso terkesan sebagai kampung yang berkembang secara mandiri, namun kampung ini telah menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan, berbagai tantangan yang mereka lalui masih perlu dihadapi untuk mencapai keberlanjutan jangka yang lebih panjang lagi. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan akses teknologi dan inovasi. Banyak UMKM yang masih menggunakan metode produksi tradisional yang kurang efisien dan metode pemasaran yang terbatas. Hanya beberapa saja yang mampu menembus pasar global hingga sampai ke luar negri seperti kerajinian ukir, kerajjinan aksesoris dan kerajinan barang-barang dapur seperti sutil dari kayu ataupun besi dan uleg-an batu maupun kayu. Untuk itu, diperlukan investasi dalam teknologi dan pelatihan agar peningkatan produktivitas para pelaku UMKM dapat berjalan lebih efisien lagi.
Selain itu, persaingan pasar yang ketat juga menjadi tantangan bagi UMKM di Kampung Rejoso. Produk-produk lokal harus mampu bersaing dengan produk-produk serupa dari daerah lain maupun produk impor. Para pelaku UMKM yang ada di Kampung Rejoso ini sekarang sudah mulai untuk Go Online, mereka mulai memasarkan berbagai produknya melalui E-commerce yang tersedia melalui bantuan anak-anaknya ataupun reseller yang sudah menjadi langganan mereka. Bahkan, ada beberapa pejabat besar yang berkunjung ke Kampung Rejoso untuk sekedar berbelanja dan menginap, maka dari itu bagi sebagian orang yang menyukai kerajinan tangan, berkunjung ke Kampung Rejoso tidak cukup hanya satu hari karena ada banyak sekali usaha-usaha lokal yang menarik untuk di jelajahi.