YUEMKAEM– Mengawali bisnis bukanlah hal yang mudah, namun menjadi salah satu pilihan utama di zaman sekarang dalam meningkatkan ekonomi.
Dalam mengawali bisnis perlu sebuah pengorbanan, bagaimana cara membuatnya menjadi sukses, hingga mempertahankannya. Bahkan tidak sedikit di kalangan usia remaja sudah berusaha membuka bisnis. Seperti contoh salah satu kisah dari anak kuliahan yang memulai bisnisnya sejak SMP.
Dinda, mahasiswa di salah satu Universitas di Kota Malang yang telah mencoba berbagai bisnis dalam mencari tambahan uang jajan. Berawal dari mencoba usaha menjual aplikasi-aplikasi berbayar melalui sosial media, menjadi reseller produk masker wajah, penjualan pakaian thrifting, hingga membuka bisnis percetakan.
Mencoba berbagai usaha hingga mencapai kesuksesan bukanlah suatu hal yang mudah bagi Dinda, namun dengan kesungguhan dan usahanya dalam membangun bisnis menjadikan suatu inspirasi bagi orang-orang yang akan mengawali bisnis.
Tahun 2015 merupakan tahun di mana banyaknya aplikasi dan sosial media terbaru yang hadir di smartphone, mulai dari aplikasi gratis hingga berbayar.
Aplikasi berbayar merupakan aplikasi premium yang bisa diakses segala fiturnya, berbeda dengan aplikasi gratis yang hanya bisa menggunakan beberapa fitur pilihan saja.
Fenomena ini digunakan Dinda sebagai awal peluangnya mencoba bisnis. Mulai dari aplikasi editing, musik, hingga sosial media berbayar dia jualkan.
Berawal dari mencari informasi di internet dan belajar bagaimana cara memasarkannya, hingga ternyata persaingan dalam penjualan aplikasi berbayar menjadi semakin banyak bahkan tidak sedikit yang membocorkannya secara gratis di internet.
Hal ini menjadikan usaha Dinda dalam penjualan aplikasi berbayar menjadi turun.
Tidak sampai di sana, awal tahun 2019 Dinda mencoba lagi mengawali bisnis lainnya. Dikarenakan berada di lingkungan SMA dan anak remaja lainnya, pada umumnya sedang berada di fase perawatan diri.
Perempuan remaja mulai mencoba berbagai skincare dan makeup untuk merawat dan mempercantik dirinya. Peluang baru untuk Dinda gunakan sebagai usaha baru.
Mencari berbagai informasi di internet, bahkan pada tahun itu sudah mulai banyak aplikasi belanja online yang dimanfaatkan oleh Dinda sebagai seorang reseller.
Produk masker wajah menjadi pilihan yang tepat untuk Dinda pilih sebagai produk usahanya. Karena pada usia remaja, masker wajah sangat diperlukan bagi mereka yang suka melakukan kegiatan di luar, seperti sistem sekolah full day yang membuat wajah semakin kusam dan kotor atau yang masih melakukan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan adanya usaha ini, banyak yang membeli masker wajah di Dinda yang menjadikan usahanya lumayan sukses.
Namun sangat disayangkan munculnya tragedi Covid-19 yang menjadikan hambatan oleh Dinda dalam melakukan usaha ini. Orang-orang sudah jarang melakukan kegiatan di luar ruangan dan lebih memilih melakukan pemesanan online.
Tahun 2021, Covid-19 mulai mereda dan beberapa kegiatan sudah diperbolehkan pemerintah untuk dilakukan di luar ruangan. Namun untuk kembali meneruskan usaha masker wajahnya, menurut Dinda lumayan sulit karena orang-orang juga menggunakan masker saat keluar. Hal ini menjadikan lumayan sulit untuk menemukan peluang baru.
Usaha thrifting pakaian menjadi pilihannya berikut dalam membangun usaha. Tidak ada peluang besar, namun Dinda sukses hingga membuka offline store hanya dengan bantuan promosi di sosial media saja. Karena sudah memiliki toko tetap, pada bagian inilah yang dijadikan peluang baru bagi Dinda. Membuka usaha percetakan menjadi pilihan keduanya dalam membangun bisnis. Bahkan bisa dikatakan lebih sukses usaha percetakannya dibandingkan dengan thrifting. Hingga kini Dinda sudah menginjak semester 6 dengan bisnis yang ia miliki.
Hal inspiratif yang perlu dicontoh atau ditiru dari cerita di atas adalah bagaimana proses giatnya dan berusahanya Dinda dalam menggapai bisnis hanya berawal dari niat menambah uang jajan menjadi pembantu peningkatan ekonomi. Naik turun dan susah senang telah dilaluinya menjadikan pengalaman berharga baginya sendiri. Meskipun sudah ditahap atas, masih ada tahap mempertahankannya yang menjadikan tantangan baru bagi Dinda.